Powered by Blogger.

Friday, August 21, 2015

Wisata Adventure di Sungai Elo Magelang, Edisi Rafting



 Kamis, 19 Februari 2015. Trip kali ini sedikit berbeda, bukan weekend tapi hari kamis. Hari itu adalah hari libur tahun baru imlek, jadi kami manfaatkan sedikit waktu untuk trip yang dekat-dekat saja, yaitu Magelang dengan tujuan spesifik adalah Sungai Elo. Partner trip kali ini adalah kawan-kawan kantor. Langsung aja planning nya cukup singkat hanya 2 hari saja untuk menentukan tempat dan orang-orangnya siapa saja.  Awalnya peserta (cie peserta kaya apa aja) berjumlah 8 orang, tapi pada saat yang datang itu cuma 6 orang.  Tidak terlalu berpengaruh lah.


Satu hari sebelumnya, yaitu hari rabu kami pesen waktu ke orang utan adventure, jasa penyedia raffting sungai elo.  Kami sempat menghubungi beberapa penyedia lain yang lebih murah, tapi semua sudah di booking.  Akhirnya kami bernegosiasi dengan orang utan adventure kena harga 800.000/1boat.  Harga segitu sudah termasuk makan siang, snack tengah perjalanan, pemandu, perlengkapan raffting komplit, asuransi, dan dokumentasi.

Sepakat kumpul di kantor pukul 07.00 WIB, tapi seperti kebiasaan sebelumnya jam nya ngaret hehe. Kami benar-benar take off (biar keren) sekitar pukul 08.00 WIB mengendarai mobil avanza.  Jam segitu masih muter kota beli charger kamera dan tokonya belum buka haha.

Ok, perjalanan dimulai, kami melewati jalan yang tidak semestinya, karena harus muter melewati daerah sleman paling ujung timur kecamatan Minggir. Oh iya lupa, dari Jogja kami berlima, kawan kami menunggu jemput dirumahnya di kecamatan Minggir itu.

Perjalanan kami terasa lama sekali, selain muter kami juga belum tau lokasi yang kami pesan untuk raffting, yaitu Orangutan Adventure.  Kami harus pastikan betul lokasinya via sms dan telphone ke pemilik.

Sekitar pukul 10.45 WIB kami mendarat di di Orangutan adventure.  Kami sudah di tunggu pemilik dan pemandu, karena jadwal semestinya itu pukul 10.00 wib. Kami langsung bergegas siap-siap dan ganti pakaian. Setelah itu kami masuk angkot yang sudah disediakan Orangutan Adventure untuk membawa kami bersama dengan perahu karet serta sejumlah peralatan raffting.  Jarak dari Orangutan Adventure dengan lokasi raffting tidak begitu jauh, hanya sekitar 10 menit.

Begitu sampai di pos start raffting, wow sudah banyak yang hendak meluncur ke sungai.  Mereka rata-rata rombongan tour, usianya variatif dari anak-anak sampai orang tua.  Oke, kita pun turun dari angkot dan mempersiapkan diri memakai pelampung dan helm.  Sementara pemandu dan sopir menurunkan perahu karet yang akan kita tumpangi.

Kita berkumpul untuk mendapat arahan dari pemandu (lupa nama pemandu).  Kita diajari cara memegang dayung, mendayung, cara jika jatuh, untuk tidak panik dan selalu tenang, dan lainnya yang sifatnya teknis.  Perahu itu maksimal adalah 7 orang termasuk pemandu, pemandu itu ibarat stir, kuasanya lebih banyak haha.

Setelah pemanasan sedikit kami langsung terjun deh bersama perahunya.  Bawaanya udah seneng banget dan deg-degan.  Kami melewati satu persatu jeram-jeram kecil, karena ini adalah kelas wisata atau pemula maka dipilihkan lokasi yang tidak terlalu berbahaya.  Tapi bagi saya yang baru pertama kali raffting ini mengerikan apa lagi tidak bisa renang nih Haha.


Selang 20 menit pertama, temen saya bilang "wah, kurang basah nih". Karena dari tadi jeram masih kecil.  Pada saat itu pemandu mengingatkan teman saya untuk memperbaiki posisi duduknya, pada saat itu teman saya yang berada tepat disampingku dan di depan pemandu langsung di gulingkan ke sungai oleh pemandu.  Kami antara kaget, kasihan dan lucu, jadi tertawa saja sambil nanya iseng " sekarang udah basah?".
dayung lagi
Cara naikin temen saya ke perahu terbilang unik, pelampung sudah dipegang bagian pundak oleh pemandu dan siap dinaikin ke perahu.  Saat naikin itu pake acara ancang-ancang dulu jadi diblebekin 2 kali baru diangkat. Haha makin bikin tertawa nih ekspresi ketakutan temen itu haha. Sudah kapok ngga bilang apa-apa lagi deh hehe.

Selanjutnya kami agak sering melewati jeram yang agak deras, menyalip dan berduel di jeram, makin menyeramkan saja seolah perahu mau tumplek (terbalik).  Saat menemuai arus agak tenang kami sedikit berbincang dengan pemandu.  Pemandu bilang, "itu didepan sana ada biawak", kami semua melihat ke depan dengan dayung yang sedikit pelan karena arus kecil dan berkonsentrasi mencari dimana biawak yang tadi dibilang pemandu.  Tiba-tiba byuuuuur saya dijatuhin ke sungai sama pemandu. Semua kaget dan tertawa (kalo liat temen sengsara biasanya tertawa, aku juga haha). "Lha ini biawaknya" kata temen saya. Wah sialan nih.

tau aja ada kamera
Saya dah takut bukan kepalang, kan ngga bisa renang. Tapi saya bawaannya tenang deh, kaya kata pemandu ngga boleh panik. Saya dibiarkan agak lama di sungai dengan cuma pegangan tambang yang menempel di boat. Setelah itu pemandu mulai beraksi hendak mengangkat saya. Sama seperti halnya temen saya tadi saya di masukin air dulu baru diangkat. Waktu itu ada temen segelah saya di boat disuruh minggir sama pemandu, "mba, awas agak maju dikit ini untuk naikin temen mba". Akhirnya temen saya maju ke barisan depan, saya diangkat tapi dibablasin, jadi dari kiri kapal cuma dilepar ke kanan kapal, melewati kapal dan masuk lagi ke sungai. Waah parah banget nih pemandu, langsung aja semua tertawa, mungkin liat ekspresi saya yang mengenaskan. Apalagi banyak boat yang isinya ibu-ibu yang melintas disekitar kami. Mereka ikut tertawa, serasa pemain sirkus :(. Baru pertolongan kedua saya benar-benar dinaikin dalam boat. Udah minum sungai coklat banyak nih haha.


Kami mendayung lagi melewati beberapa jeram yang agak deras. Saya jadi menuntut sama pemandu, kapan temen-temen yang didepan diceburin. Dan tiba di jeram agak deras, kita cuma mendayung, semua kendali belok kanan kiri ada di pemandu. Tiba-tiba masuk dijeram semua sibuk mendayung, sementara barisan depan kanan separuh badannya masuk ke air, jd badan dan kepalanya. Temen sebelahnya megangin tangan supaya ga jatuh, tapi palah makin lucu, jatuh ngga, naik diperahu jg ngga. Jadi bertahan di posisi kepala berada disungai. Akhirnya pemandu nyuruh lepasin pegangan temen saya, dan byuuur dia jatuh ke sungai. Hahaa akhirnya barisan depan ada yang jatuh disungai.  Kali ini ga ekstrem cara nolonginnya, karena yg jatuh badannya gede dan cowo (mungkin pemandunya ga kuat haha).

eksis disela istirahat

Kami lanjut lagi, sampe pada titik istirahat, kami menepi dan berpose ria karena disitu kameramen kami menunggu.  Kami sudah disediakan tempat dan makanan dipinggiran sungai. Ada kelapa muda dan beberapa snack lain, udah kaya ga makan 7 hari pada makannya ga dikunyah, langsung telen kaya uler haha.  Kami istirahat sekitar 15 menit lalu lanjut lagi.

seru nih
istirahat dulu bos

Ini sesi ekstrem petualangan kita.  Kita berada di zona arus tenang dan datar, kami dikasih pilihan sama pemandu, "mau nyebur sendiri apa diceburin?"
Akhirnya kami pilih nyebur sendiri, kami nyeburin diri ke sungai coklat yang arusnya tenang tapi tetep aja air berjalan deras.  Satu per satu tubuh kami seperti hanyut terbawa arus.  Sampai akhirnya aku nih terpojok dipinggiran sungai yang ga mengalir, arusnya hanya muter dipinggiran.  Karena ga bisa renang, cuma berusaha keluar dari putaran air itu terasa berat banget.  Aku manggil-manggil temen yang udah hanyut jauh, tapi apa daya mereka juga kayaknya lagi berjuang deh haha.  Ada perahu yang lewat, rombongan ibu-ibu dan bapak-bapak, saya ditanyain, "kenapa dek?"
"Ketinggalan bu?" Jawab aku biar ga terlalu malu.
Akhirnya pemandu dan rombonan perahu tadi nolongin aku, naikin aku diperahunya dan mulai mengejar perahuku.

Ternyata dari kejauhan perahu kami nyangkut di pepohonan bambu yang ujungnya turun ke sungai.  Mereka sedang berusaha keluar dari bambu itu.  Salah satu yang nolongin saya bilang "itu kan perahunya?, untung kamu disini, perahunya nyangkut tuh disitu"  haha bener juga.  Pemandu dan perahu yang saya tumpangi berusaha menolong perahu kami.  Menarik perahu kami supaya ke tengah dan lepas dari bambu. Teman-teman udah ada diatas perahu, palah sekarang pemandu yang turun ke sungai berusaha melepaskan perahu dari bambu (gantian yang tidak menguntungkan pemandu haha)

Setelah perahu ke tengah dan keluar dari bambu, aku langsung dikasih akses untuk loncat ke perahuku.  Mengenaskan kondisi perahuku, banyak sampah daun dan ranting bambu, kami sedikit membersihkan dedaunan itu.  Teman-teman dah mulai pamer dan heboh dengan luka lecet yang didapat tadi (haha gue aman).  Ada yang kena lugutnya(istilah bulu bambu yang bikin gatel), ada yang kena rantinnya.   Terlihat begitu mengenaskan haha.

Mendayung sekitar 10 menit kami sampai di finish nya kami ( karena beberapa perahu beda finishnya).  Kami menepi dan turun dari perahu, pemandu memanggul perahunya dan kami berjalan mengikutinya.  Di tepian sudah ada mobil angkot yang menjemput kami.  Segera masuk dan langsung jalan menuju Camp Orangutan Adventure.  Semua heboh bercerita pengalaman tadi.

Paling cuma 15 menit sampai di Camp, kami langsung bebebersih diri di kamar mandi.  Setelah itu kami sudah disiapkan makan siang di restoran Orangutan.  Menu kami adalah ayam bakar, sayur asem dan oseng tempe plus teh hangat.  Entah karena lapar atau memang masakannya enak, terasa begitu nikmat sayur asemnya, kami semua lahap makannya.  Selesai makan kami dihampiri beberapa kru dan owner Orangutan Adventure, mereka memberikan CD dokumentasi petualangan kami.  Dan sempat ngobrol ngalor ngidul tentang pengalaman si owner dalam ber raffting, sangat luar biasa.  Kami juga sempat mengadu tentang pemandu kami yang agak jahil. Haha.  Katanya kalau ga dijahilin ga ada sensasinya, memang betul begitu.

sayur asemnya suegerrr
Di Camp Orangutan Adventure ada restoran, outlet souvenir dan oleh-oleh, ada ruang ibadah, kamar mandi yang banyak jumlahnya.  Sudah komplit deh (bukan promosi lho) harga memang tergolong mahal, tapi service nya memuaskan.

Hari itu hujan mulai turun, selesai makan kami bingung mau kemana.  Jam menunjuk pukul 14.30 an, kami putuskan lanjut ke Ketep Pass, meski kami tahu cuaca tidak bagus untuk pergi ke daerah dataran tinggi.  Ketep Pass adalah daerah wisata dataran tinggi yang menyajikan view alam pegunungan di daerah Magelang.  Benar saja, cuaca gerimis dan pemandangan tertutup kabut tebal, jadi zonx deh, ga bisa lihat menariknya alam Ketep.  Tiket masuk ketep 7.500/orang.  Di Ketep sekitar 20 menit, kami langsung balik ke mobil dan pulang.

view ketep pass

Perjalanan pulang kami selanjutnya sambil cari tempat hunting duren (saat itu lagi musim duren).  Meski beberapa dari kami ada yang tidak suka duren (termasuk aku, anti banget sama duren) tapi biarin deh buat pelengkap petualangan haha.  Tengah perjalanan kami mampir di masjid Kyai Serang Kulonprogo, masjid besar dengan nuansa wisata religi, disamping masjid ada beberapa makam kyai.

Selesai shalat, lanjut lagi dan sampai pada beberapa deretan penjual duren pinggir jalan.  Duren yang mereka jual langsung dari kebunnya.  Teman-teman yang doyan membeli beberapa duren untuk dibawa pulang dan disimpan dibelakang mobil.  Heran aku, kok ga mual atau mabuk ya, padahal biasanya kalo bau dijalan aja udah mual. Haha. Ajaib.

Jam 17.20 an, mampir di bakmi teror pak Gundul, mengisi amunisi sebelum benar-benar pulang.  Setelah selesai makan kami menuju rumah teman yang di kec. Minggir Sleman.  Kami mampir untuk sholat disitu dan langsung pulang menuju kota Yogyakarta.  Sekitar jam 19.00 kami sampai di titik temu (kantor) hari itu masih hujan. Dan kami pulang ke masing-masing rumah.

See u next adventure :)

No comments:

Post a Comment

Hi, terimakasih sudah membaca, Silahkan tulis komentarmu disini...