Memang sudah dipersiapkan dari awal perjalanan, bahwa kami akan hinggap sebentar di desa Tambak untuk menikmati kuliner khas dari Desa tersebut. Hingga perjalanan dari Yogyakarta ke Tambak berlangsung cukup lambat, sampai di Tambak setelah Maghrib sekitar pukul 06.00 pm. Daerah ini saya kurang paham, ini kedua kali saya menyantap kuliner di Tambak. Jadi masih belum paham mana yang menjadi favorit untuk tempat makan. Akhirnya parkir pada pelataran depan pasar tambak, bersebelahan dengan warung sate dan gulai bebek. Tanpa menyia-nyiakan waktu lebih lama lagi, kami langsung memesan, 2 porsi Sate bebek + nasi dan 1 porsi gulai bebek.
Sate dan Gulai Bebek (Tambak)
10 menit kemudian menu siap santap ada di depan kami. 1 porsi Sate nya ada 10 tusuk + nasi putih, kemudian gulai nya satu mangkok ukuran sedang, penuh dengan kuah santan dan tulang-tulang bebek yang masih banyak dagingnya. Sambal kacang + sambal kecap tersaji di meja dengan lalapan mentimun dan tomat. Kerena pengaruh perjalanan jauh yang menyebabkan rasa lapar dan karena jarang-jarang menyantap makanan yang demikian, kami begitu semangat makan. Rasanya MAKNYUSS!!
Warung sate Tambak dapat dijumpai di sepanjang jalan daerah tambak, terutama di depan pasar dan sekitarnya yang berada di jalan Jogja-Cilacap. Tidak seperti kebanyakan sate yang dijumpai waktu ada tontonan organ tunggal atau kuda lumping, sate tambak gurih, dagingnya kering tapi tidak keras, mungkin cara membakarnya kali yang berbeda, pokoknya maknyuss dah.
Harganya terbilang sangat tergkau, jika dibandingkan dengan makan steak, pizza, dan makanan siap saji lainnya, atau di penyetan, Sate tambak lebih murah. (2 porsi sate + nasi) + 1 porsi gulai = Rp. 30.000. Harga sate bebek mungkin berkisar Rp. 10.000 / porsi.
See you next Adventure :)
