Bagi sebagian besar pengendara sepeda motor mungkin kurang memperhatikan hal yang satu ini: ban. Padahal sebenarnya ban sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan tentunya keamanan dalam berkendara. Penggunaan ban yang tepat dapat membuat pengendara aman dan nyaman dalam berkendara.
Hal yang penting dalam memilih ban adalah: ukuran/lebar, jenis, dan motif.
Ukuran/lebar ban harus disesuaikan dengan kendaraan dan tujuan. Penggunaan ban dengan lebar yang kecil tentu saja memiliki bidang yang bergesekan dengan jalanan lebih kecil, yang artinya gaya gesek yang terjadi lebih kecil. Sehingga tenaga dari sepeda motor tidak banyak yang habis dalam pergesekan. Namun, karena kecilnya bidang gesek ini, maka akan beresiko motor gampang terpeleset jika melewati jalan yang berbatu atau tidak rata. Sebaliknya, dengan ban dengan tapak yang lebar sepeda motor cenderung lebih stabil, walaupun banyak tenaga yang terbuang karena besarnya gaya gesek ban dan jalan.
Jenis ban juga mempengaruhi keamanan. Ban kering atau ban basah? Untuk amannya, pilihlah ban basah, mengingat cuaca di Indonesia sekarang sedang tidak stabil, dapat terjadi hujan kapan saja (sebenarnya lebih tepat: Bandung, bukan Indonesia). Karena penggunaan ban kering di saat hujan sangat berbahaya. Contohnya saya beberapa waktu lalu yang hampir celaka karena ban belakang mengunci saat pengereman. Ini disebabkan karena ban tidak dapat “mencengkeram” jalan dengan baik saat kondisi jalanan basah. Karena itu juga, penggunaan ban kering saat jalanan basah atau licin juga beresiko terpeleset saat berbelok dengan rebahan yang cukup rendah.
Penggunaan ban basah saat kering juga tidak optimal. Karena bidang ban yang menapak ke jalanan lebih kecil karena banyak alur yang digunakan untuk “membuang” air. Namun, penggunaan ban basah saat kondisi jalanan kering jauh lebih aman daripada penggunaan ban kering saat hujan.
Kondisi kompon ban juga harap diperhatikan. Karena pada umumnya orang mengganti ban saat bannya sudah “habis” atau “gundul”, padahal terkadang saat ban belum habis sementara komponnya sudah keras, sehingga “cenkeraman” ban ke jalanan sudah tidak optimal lagi. Untuk memeriksa kompon, dapat menggunakan metode yang sederhana: tekan-tekan ban dengan kuku jari, apakah masih cukup lembut? dan apakah ban tersebut cepat pulih kembali setelah “dilukai” dengan kuku tadi?
Hal lain yang dapat dijadikan parameter untuk penggantian ban adalah adanya keretakan pada karet ban (getas). Hal ini biasanya terjadi karena perubahan suhu yang cukup jauh. Misalnya saat motor diparkir di bawah terik matahari, maka suhu karet ban akan naik. Lalu kita melewati jalanan yang tergenang air, nah ban yang panas tersebut seketika “tersiram” oleh air yang suhunya jauh lebih dingin. Hal ini yang memicu pecahnya karet (getas).
Motif, cukup diperhatikan oleh kalangan fashion otomotif. Tapi jangan sampai salah memilih ban hanya karena motif. Motif alur yang ada di ban mempengaruhi kinerja ban saat melewati jalanan berair, alur tersebut berfungsi untuk menyimpan air dan membuangnya sehingga bagian ban lain dapat menapak di jalanan dengan sempurna. Sedangkan ban “slick” yang tidak mempunyai alur, sebaiknya tidak digunakan untuk jalanan berair atau basah, karena saat melintasi genangan air, ban tidak bersentuhan langsung dengan jalanan, namun “dibantali” dengan genangan air tersebut, sehingga rentan untuk “terpeleset”.
Selain itu, juga terdapat jenis alur bidirectional dan unidirectional. Ban bidirectional dapat digunakan dalam dua arah (orientasi), ke arah depan dan ke belakang. Sehingga motif alurnya cenderung simetris secara vertikal. Ban ini biasanya didesain untuk penggunaan normal sehari-hari. Sementara ban unidirectional hanya dapat digunakan untuk satu arah (orientasi), tetapi ban jenis ini biasanya memiliki performa yang lebih baik dalam “membuang air”. Karena di sepeda motor tidak ada kemungkinan memasang roda terbalik, lebih disarankan untuk menggunakan jenis ban unidirectional. Beda halnya dengan kendaraan roda empat, mobil, ban unidirectional cukup merepotkan, karena ban yang sudah terpasang di velg untuk roda sebelah kanan tidak dapat langsung di gunakan untuk sebelah kiri, karena “arah” ban-nya akan terbalik. Kasus ini biasanya terjadi pada ban serep. Karena biasanya persediaan ban serep hanya satu, sementara kita tidak dapat memprediksi roda sebelah kiri atau kanan yang akan digantikan.
Saat ini saya menggunakan ban Yoko baik untuk roda depan maupun belakang motor saya, Jupiter Jet. Dengan ukuran 80/80 untuk depan dan 90/80 untuk belakang. Sementara saya menggunakan velg Enkei dengan ukuran 1.40 di depan dan 1.60 di belakang. Untuk pemakaian sehari-hari cukup memuaskan, dan tidak ada masalah untuk “rebahan rendah” di tikungan. Hanya saja kompon ban ini jelek saat kondisi jalanan basah atau hujan, daya cengkeramnya buruk di jalanan basah.
Thursday, December 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Hi, terimakasih sudah membaca, Silahkan tulis komentarmu disini...