Powered by Blogger.

Wednesday, December 21, 2011

Tour de'Pacitan, Kota 1001 Goa

Minggu, 18 Desember 2011 sebagai agenda liburan akhir tahun dijatuhkan pada pilihan go Pacitan, Kota 1001 Goa. Rencana udah dari pertengahan tahun tapi baru terealisasi karena baru ada kesempatan :D. Tujuan utama adalah pantai Klayar. Menurut cerita di TV, di Internet pantai klayar sangat menarik. Jadi tertarik untuk menjajal keindahan pantai klayar. Minggu Siang sampai di Pacitan, dengan sedikit tersesat di jalan, hampir saja ke Wonogiri, karena baru pertama kalinya ke Pacitan, dari Yogyakarta.

Kami menuju tempat kawan kami di Pacitan, nama desanya lupa, tapi udah deket dari kota sekitar 30 menit dari kota. Dan perjalanan menuju tempat kawan kami pun melewati jalur Pantai Klayar dan Goa Gong, tempat yang akan kami kunjungi.

Setelah istirahat 2 jam, setelah perjalanan yang cukup lama dan hujan langsung saja prepare menuju pantai klayar. Jaraknya kurang lebih 40 Km atau sekitar 30 menit dari tempat kawan kami, dan melewati Goa Gong. Akses jalannya sangat luar biasa menantang, jalan aspal yang sempit sekitar 150 Cm, dengan sebagian sisi bukit, dan sebagian lagi jurang pendek, naik turun dan berkelok-kelok, terkadang melewati hutan, pemukiman dan perkebunan. sangat luar biasa.

Sampai di Pantai Klayar, harga tiketnya Rp. 4.000,-/orang. Tampak beberapa mobil dan bus berderet di parkiran, hari minggu + musim liburan akhir semester, jadi lumayan ramai.

Pantai Klayar sangat mempesona, pantainya luas dengan ombak ganas dan di tambah dengan panorama tebing dan bukit. Di sisi kanan pantai terdapat bukit hijau yang menjadi tempat seperti menara pandang, untuk menikmati panorama pantai klayar. Sedangkan di sisi kiri terdapat beberapa batu-batu tebing di tengah laut yang menjadi pemecah ombak dahsyat. Batu-batu tersebut dapat dijangkau atau di naiki wisatawan, tapi terlalu berbahaya, karena ombak yang menghantam batu tersebut cukup besar dan meninggi dapat sampai di atas batu dengan kekuatan besar. Sehingga jarang sekali ada yang memanjat waktu itu, sepertinya memang sedang pasang dan ombaknya sangat besar.

Seperti cerita di TV di balik batu-batu itu terdapat "seruling laut", Suara yang ditimbulkan karena lubang batu yang terhantam ombak besar sehingga menimbulkan bunyi seperti seruling dan membuat air laut keluar dari lubang batu seperti air mancur. Sayangnya kami tak dapat melihat itu. Tapi tak apa, kami sangat senang dengan panorama yang disajikan di Pantai Klayar yang cukup mengagumkan.

Pasir di pantai Klayar adalah pasir putih yang bercampur pasir hitam(kalo aku bilang sih pasir besi). Sungguh aneh, tapi begitulah pasirnya. Beberapa pandan, pohon kelapa dan pepohonan lain tumbbuh di tepai pantai ini, sehingga udara disini sangat sejuk.


Kulinernya belum terlalu mendukung lidah kami, hanya ada beberapa penjual makanan ringan, minuman dan kelapa muda. Souvenir yang ada seperti kaos, mug, dan topi tersedia disini dengan khas pantai klayar atau Pacitan.

Setelah puas menikmati pantai Klayar dan membeli souvenir, kami kembali ke tempat prakir dan melanjutkan ke Goa Gong, lokasi yang tadi terlewati dalam perjalanan. Mungkin sekitar 15 menit perjalanan naik motor dari pantai Klayar kami sampai di Goa Gong. Ini Goa yang paling terkenal diantara goa-goa yang ada di Pacitan. Pacitan itu daerah pegunungan yang masih sangat sejuk, alami, dan terdapat banyak sekali goa-goa alam yang indah, salah satunya adalah Goa Gong. Harga Tiket Masuknya Rp. 5,000,- / orang dewasa dan Rp. 3,000,-/anak-anak. Sampai di Goa Gong, kami menaiki anak tangga yang tidak terlalu tinggi, kemudian disambut oleh 2 patung buto yang besar, dan hanya perlu sedikitnya 10 menit untuk sampai di mulut goa.

Terdapat banyak para wanita yang menawarkan jasa menjadi pemandu, menjual buku sejarah tentang goa gong, dan menyewakan senter. Sewa Pemandu Rp. 10.000,-/pemandu (bisa untuk 1 rombongan), dan sewa senter Rp. 3.000,-/senter. Kami menyewa 1 Senter dan menerima tawaran ibu pemandu yang sangat membantu kami. Memasuki Goa Gong, tentu saja menarik, kami di sajikan berbagai pemandangan batu stalaktit dan stalagmit yang sangat beragam bentuknya dan sangat mempesona. Ada juga penyangga yaitu pertemuan antara stalaktit dan stalagmit yang sangat besar. Batu-batu disini kebanyakan adalah batu marmer yang seperti kristal, berwarna putih mengkilap. Kami juga ditunjukan beberapa batu gong, dan kami memukulnya. Ternyata benar, batu tersebut jika dipukul menimbulkan bunyi yang menggaung di dalam goa. Tidak begitu menyeramkan karena di dalam goa terdapat banyak lampu penerang, dan tangga yang memadai dalam menyusuri goa, serta adanya kipas besar di sepanjang sudut-sudut goa untuk menyegarkan udara (sehingga tidak pengap). Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk menyusuri goa dan keluar kembali melalui pintu yang sama. Wow, sangat mempesona goanya.

Siang berlalu dan berganti sore, kami harus pulang sebelum gelap datang mengingat kondisi jalannya mengerikan. Sore berganti malam, dan malam berganti pagi, bersiap lagi untuk come back to jogja. Sebenernya mau melanjutkan ke pantai lain, namun waktunya sangat sempit. Dalam perjalanan kembali ke Jogja, kami mampir di Museum Kars Indonesia. Museum ini berada antara Pacitan - Pracimantoro, Museum yang menyimpan batu-batuan dari berbagai galian muka bumi. Loket Masuk ke museum ternyata digabungkan dengan Goa (lupa namanya), dan harga tiketnya begitu murah hanya Rp. 1,000,-/orang, parkir Rp. 1,000,-/sepeda motor.

Beberapa batu marmer, batu akik, batu kristal dipamerkan di museum ini, kemudian miniatur kontur sebuah pegunungan, permukaan bumi juga ada. Photo beberapa penemuan batu-batu di berbagai tempat, terutama di daerah jawa. Replika manusia purba yang menggunakan batu sebagai sarana membantu kehidupannya, dan ornamen goa seperti stalakmit, stalaktit, moon milk, dll. Museum ini memiliki 2 lantai, yang menurutku museum ini memiliki model tatanan seperti mall, rapih dan bersih, dengan ornamen tertata. Menurut cerita museum ini tergolong baru dan dibuat pada tahun 2007.

Terdapat beberapa penjual makanan ringan dan minuman, serta penjual souvenir khas seperti cin-cin batu akik, gelang, dan aneka kerajinan lain. Dan setiap warung menjual Es Dawet, hmmm segerrr.

Sudah puas dengan museumnya, dan kenyang dengan es dawetnya, kami lanjutkan perjalanan ke Jogja.. Come Back.


See U to Next Adventure.. :-)

No comments:

Post a Comment

Hi, terimakasih sudah membaca, Silahkan tulis komentarmu disini...